TUGAS 4 : CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF



Proposal Penelitian Kualitatif

PERSEPSI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI USM TERHADAP TAYANGAN KEKERASAN DAN KETIDAKSENONOHAN PADA ANIME




DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD IZZAUL HAQUE
G.311.13.0047

PROGRAM STUDI S1-ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2015




DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
I.                   PEDAHULUAN 
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................................. 3
B.     Perumusan Masalah..................................................................................... 5
C.     Tujuan Penelitian......................................................................................... 5
D.    Manfaat Penelitian....................................................................................... 5

II.                TINJAUAN PUSTAKA
1.      Persepsi ....................................................................................................... 7
2.      Menonton Tayangan.................................................................................... 7
3.      Kekerasan.................................................................................................... 7
4.      Ketidaksenonohan ...................................................................................... 8
5.      Kerangka Berfikir........................................................................................ 9

III.             METODOLOGI PENELITIAN
1.      Lokasi Studi Penelitian.............................................................................. 10
2.      Bentuk dan Strategi Penelitian.................................................................. 10
3.      Sumber Data.............................................................................................. 11
4.      Teknik Cuplikan......................................................................................... 11
5.      Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 11
6.      Pengembangan Validitas........................................................................... 11
7.      Teknik Analisis.......................................................................................... 12
8.      Prosedur Kegiatan..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 14






(Studi Kasus Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi USM Terhadap Tayangan Kekerasan dan Konten Pornografi dalam Anime One Piece)

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Budaya pop Jepang seperti manga (komik Jepang) dan anime (kartun Jepang) sudah sangat populer di dunia sejak tahun 1970 hingga 1980-an. Era ini bermula saat perilisan anime legendaris seperti Astro Boy, Mobile Suit Gundam dan Dragon Ball. Budaya pop Jepang Animanga (anime dan manga) terus menyebar ke berbagai belahan dunia dan mulai dikenal oleh masyarakat luas.
Di Indonesia sendiri anime pertama kali masuk melalui tayangan di TVRI pada tahun 1970-an yang pada saat itu menayangkan anime berjudul ‘Wanpaku Omukashi Kum-Kum’, yang tayang sekali seminggu pada Minggu sore hari. Memasuki awal tahun 1980-an dan 1990-an perkembangan anime yang tayang di Indonesia pun semakin banyak. Sejak disahkannya aturan tentang kepemilikan televisi swasta pada tahun 1989 muncullah berbagai stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, TPI yang menawarkan berbagai acara termasuk juga acara anime. Di era tahun 1990 hingga awal tahun 2000-an bisa dikatakan menjadi tahun-tahun emas penayangan anime di pertelevisian Indonesia. Setiap Minggu pagi hingga menjelang sore banyak Stasiun televisi yang menayangkan anime hingga ada berbagai anime yang terkenal sampai sekarang seperti Doraemon, Detective Conan, One Piece, Dragon Ball, Saint Seiya, Sailor Moon, Captain Tsubasa, Crayon Shinchan, dan lain-lain.
Selanjutnya, jalan cerita anime Jepang sendiri pada umumnya memang berbeda dengan animasi buatan Amerika dan Eropa, yang monoton dan berlatar belakang cerita umum, membuat banyak tayangan anime digemari oleh masyarakat Indonesia, terutama anak muda. Genre anime sendiri memang sudah dikelas-kelaskan atau dibagi-bagi menurut segmentasi penontonnya. Ada segmentasi anime yang dikhususkan untuk anak kecil, remaja, hingga orang dewasa. Jadi, persepsi jika anime itu hanya tontonan untuk anak kecil saja sebenarnya salah, karena ada banyak sekali tayangan anime yang dibuat untuk segmentasi dewasa dengan berbagai unsur kekerasan dan ketidaksenonohan (pornografi) sehingga tidak pantas ditonton oleh anak kecil.
Lalu, One Piece sendiri adalah salah satu anime legendaris yang diangkat dari manga karangan Eiichiro Oda yang bercerita mengenai sekelompok bajak laut yang dipimpin oleh Monkey D. Luffy yang pergi mencari harta karun legendaris bernama One Piece. Luffy menjadi manusia karet yang memiliki kekuatan memanjangkan tubuhnya setelah secara tak sengaja memakan buah Gomu Gomu, salah satu dari buah iblis. Selama perjalanan Luffy banyak bertemu dengan teman baru dan musuh yang beragam.
Manga One Piece dimulai pada 1997 di Shonen Jump terbitan Shueisha dan hingga kini masih terus berlanjut. Versi televisinya sendiri dimulai pada bulan Oktober tahun 1999. Di Indonesia manga ini diterbitkan Elex Media Komputindo dan hingga kini telah mencapai jilid ke 60 lebih. Versi televisinya, yang diproduksi Toei, telah mencapai lebih dari 700 episode di Jepang. Sampai saat ini, One Piece telah mengeluarkan 12 film, yang terakhir dirilis pada tanggal 15 Desember 2012. Di Indonesia sendiri serial anime One Piece pernah ditayangkan di RCTI dan Global TV.
Pada bulan Februari tahun 2005, One Piece mencetak rekor di Jepang sebagai penerbitan manga yang tercepat mencapai angka 100.000.000,00 eksemplar. Hingga saat ini One Piece adalah salah satu manga paling laris sepanjang sejarah di Jepang dengan penjualan lebih dari 260 juta kopi. Selain itu One Piece juga memecahkan rekor sebagai manga dengan cetakan pertama terbanyak. One Piece banyak mendapat pujian di antara para pembaca, terutama dalam hal gambar, karakter, humor, dan cerita.
Kemudian, dalam anime One Piece ini banyak sekali alur cerita yang menampilkan adegan kekerasan lewat pertarungan antar tokoh dalam cerita dan juga banyak sekali menampilkan tokoh-tokoh perempuan yang biasanya ditampilkan dengan balutan busana seksi, seperti bikini atau pakaian renang lainnya. Hingga penayangan One Piece pernah ditegur oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena dianggap tidak pantas ditonton oleh anak-anak karena mengandung unsur kekerasan, apalagi pada saat penayangan One Piece ini pada hari Minggu pagi dimana banyak anak kecil yang menonton televisi pada jam-jam tersebut.
Bila kita lihat lebih dalam lagi, sebetulnya memang One Piece sendiri sejak awalnya memiliki segmentasi pembaca dan penonton dari kalangan remaja hingga dewasa, jadi wajar saja banyak sekali konten-konten kekerasan dan pornografi yang disisipkan dalam jalan ceritanya. Namun, di Indonesia sendiri segmentasi baik dalam bentuk bacaan maupun tontonan sering kali bias. Sering kali tontonan yang ditujukkan untuk kalangan dewasa bisa dengan bebas tayang di prime time televisi yang mana tontonan tersebut sering berlabelkan Semua Umur (SU). Dalam kasus One Piece sendiri pihak yang menayangkan seperti RCTI dan Global Tv sering kali tidak menampilkan label tayangan, apakah itu Remaja Bimbingan Orang Tua (R-BO) atau Remaja (R) ataupun Dewasa (D). Jadi, tidak bisa disalahkan bila ada anak-anak yang melihat tayangan One Piece karena ketidakjelasan pelabelan tayangan.
Walaupun One Piece memiliki banyak pro dan kontra dalam penayangannya, anime ini bisa menjadi salah satu gambaran bagaimana perkembangan anime di Jepang dan dunia. Mulai dari aspek cerita, visual, dan segi keunikan anime Jepang bisa digambarkan oleh One Piece. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui lebih jauh mengenai bagaimana persepsi mahasiswa, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi USM tentang anime One Piece. Dengan berbagai konten kekerasan dan ketidaksenonohan yang ada di dalam One Piece, lalu bagaimana penilaian mahasiswa Ilmu Komunikasi terhadap tayangan tersebut. Peneliti akan mengambil sampel dari mahasiswa Ilmu Komunikasi karena menganggap mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat yang cukup matang dalam menilai karena dasar akademis yang cukup dan khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi yang sepatutnya memahami mengenai dunia penyiaran. Sehingga bisa menimbang bagaimana suatu acara yang baik dan buruk menurut kacamata akademisi.

B. Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kondisi penyiaran anime di Indonesia saat ini?
2. Bagaimana mahasiswa melihat anime secara umum?
3. Bagaimana persepsi mahasiswa melihat maraknya penyebaran anime melalui dunia maya (internet)?
4. Bagaimana persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi USM terhadap konten kekerasan dan pornografi yang terkandung di dalam anime One Piece?

C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan penelitian yang diharapkan dan menjadi hasil keluaran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi tayangan di Indonesia saat ini
2. Untuk mengetahui bagaimana mahasiwa melihat anime secara garis besar
3. Mengetahui bagaimana mahasiswa melihat penyebaran anime di internet yang biasanya berbentuk ilegal
4. Mengetahui Persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi USM terhadap tayangan kekerasan dan ketidaksenonohan dalam anime One Piece

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang berupa kajian mendalam tentang bagaimana persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi USM terhadap tayangan kekerasan dan ketidaksenonohan dalam anime One Piece ini diharapkan bermanfaat:
1. Secara teoritis, untuk memperluas pengetahuan dan memperdalam pemahaman mengenai bidang kajian komunikasi kelompok. Lewat penelitian dalam kelompok mahasiswa Ilmu Komunikasi USM yang menonton dan menggemari anime One Piece
2. Secara praktis, sebagai bahan masukan untuk KPI dalam melihat anime secara umum dan anime One Piece secara khusus bagaimana menanggapi konten kekerasan dan ketidaksenonohan dalam One Piece. Dan sebagai pencerahan bersama dalam melihat tayangan One Piece.


2. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian ini, kata teori diartikan sebagai bentuk penjelasan atas suatu fenomena. Teori dalam pengertian yang paling luas, seperti konsep, penjelasan, dan ilmu-ilmu dari beberapa aspek pengalaman manusia (Littlejohn: 2009: 22). Teori dibangun oleh para ahli untuk menunjukkan apa yang dipandang penting dalam suatu proses keberlangsungan suatu fenomena ataupun realitas.
Semua teori merupakan abstraksi. Mereka selalu mengurangi pengalaman menjadi sebuah bentuk kategori-kategori dan sebagai hasilnya selalu meninggalkan sesuatu. Sebuah teori memfokuskan perhatian kita pada sesuatu-pola, hubungan, variabel- dan mengabaikan lainnya. kebenaran mutlak ini penting karena mengungkapkan kekurangan dasar dari teori apapun. Tidak ada teori yang akan mengungkapkan semua “kebenaran” atau mampu untuk benar-benar menyampaikan subjek atau penelitiannya. Teori-teori berfungsi sebagai panduan yang membantu untuk memahami, menjelaskan, mengartikan, menilai dan menyampaikan (Littlejohn: 2009: 22).
Teori merupakan tafsiran, sehingga mempertanyakan kegunaan sebuah teori lebih bijaksana daripada mempertanyakan kebenarannya. Kebenaran seperti apapun dapat diperlihatkan melalui berbagai cara, tergantung pada orientasi ahli teorinya. Sebuah teori menawarkan satu cara untuk menangkap “kebenaran” dari sebuah fenomena; tetapi bukanlah satu-satunya cara untuk memandang fenomena tersebut.

1. Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Jalaluddin, 1985: 51). Saat kita meletakkan sebuah buku berjarak satu meter dari kita, kita hanya bisa melihat huruf-huruf yang kabur dan tidak jelas. Mendekatlah dengan buku dengan perlahan-lahan. Sekarang hurufnya semakin jelas, inilah sensasi. Ketika kita melihat huruf, dan mulai merangkaikannya dalam kalimat dan menangkap makna dari apa yang kit abaca, maka terjadilah persepsi. Persepsi ialah memberikan makna pda stimuli inderawi. Hubungan sensasi dengan persepsi sudah sangat jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (Desiderato dalam Jalaluddin: 1985: 51).
Persepsi sendiri menurut David Krech dan Richard S. Crutchfield (dalam Jalaluddin: 1985: 51) ditentukan oleh faktor fungsional dan faktor struktural. (1) Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lainnya yang termasuk apa yang disebut sebagai faktor-faktor personal. Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama: “persepsi bersifat selektif secara fungsional.” Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Mereka memberikan contoh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi. Kebutuhan biologis menyebabkan persepsi yang berbeda. (2) Faktor struktural berasal dari semata-mata dari sifat stimuli fisik dari efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada saraf individu. Menurut teori Gestalt, bila kita mempersepsikan sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhannya. Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang kedua: “medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.” Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsikan.
Persepsi menurut Deddy Mulyana (2000: 180) adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Kenneth K. Sereno, Edward M. Bodaken, Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson (dalam Deddy Mulyana, 2000: 181) menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: seleksi, organisasi, dan interpretasi. Yang dimaksud seleksi adalah mencakup sensasi (pengindraan) dan atensi (perhatian), sedangkan organisasi melekat pada interpretasi, yang dapat didefinisikan sebagai “meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna.” 

2. Menonton Tayangan
Menonton adalah proses persepsi yang terjadi karena adannya rangsangan terhadap panca indera. Proses tersebut diawali oleh penafsiran terhdap masukan sensoris yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lampau seseorang yang melibatkan intelektualitas, emosi, dan intensitas konsentrasi berfikir. Penggabungan dari semua unsur tersebut menghasilkan persepsi yang diperoleh berasal dari objek yang berbentuk film (Sudiana, 1986:11).
Lalu, tayangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang ditayangkan (dipertunjukkan). Tayangan adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerimaan pesan dan siap dipertunjukkan.

3. Kekerasan
Kekerasan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti sifat atau hal yang keras, kekuatan dan paksaan. Dalam bahasa Inggris, yang lebih lazim dipakai orang Indonesia, disebut violence. Istilah violence berasal dari dua kata bahasa Latin : vis yang berarti daya atau kekuatan; dan latus (bentuk penyempurnaan dari kata kerja ferre) yang berarti (telah) membawa. Maka secara harafiah, violence berarti membawa kekuatan, daya, dan paksaan.
Pengertian mengenai kekerasan dibahas oleh Johan Galtung yang menyatakan bahwa kekerasan terjadi saat ada penyalahgunaan sumber-sumber daya, wawasan dan hasil kemajuan untuk tujuan lain atau dimonopoli oleh sekelompok orang tertentu. Yang menjadi fokus dalam definisi tersebut adalah “sekelompok orang”. Ketika berbicara dalam konteks Patriarkhi, maka yang dapat diartikan dengan “sekelompok orang” tersebut adalah sekelompok orang yang berorietasi pada keuntungan laki-laki. Selain itu, Galtung menyebutkan kekerasan dapat berbentuk sebagai kekerasan fisik dan psikologis, walaupun keduanya dapat terjadi bersamaan. Dalam uraiannya, Galtung menyebutkan bahwa sasaran dalam kekerasan fisik adalah tubuh manusia. Sedangkan kekerasan psikologis berkaitan dengan kebohongan, indoktrinasi, ancaman, tekanan yang berakibat pada meminimalisasi kemampuan mental dan otak.
Dalam kerangka kekerasan psikologis tersebut, memakai bingkai patriarkhis, dapat dilihat bahwa telah terjadi pengkerdilan kemampuan perempuan secara spesifik, melalui pembatasan kesempatan terhadap perempuan yang dalam hal ini berkaitan dengan dominasi laki-laki dalam lingkup publik.
Kekerasan mempunyai ciri khas pemaksaan, sedangkan pemaksaan dapat mengambil wujud pemaksaan persuasif dan pemaksaan fisik, atau gabungan keduanya. Kemudian pemaksaan berarti bahwa terjadi pelecehan terhadap kehendak pihak lain, yang mengalami pelecehan hak-haknya secara total, eksistensinya sebagai manusia dengan akal, rasa, kehendak, dan integritas tubuhnya tidak dipedulikan lagi. Namun, disini peneliti ingin menekankan pada kekerasan yang terjadi dalam konten tayangan anime One Piece, bukan kekerasan fisik secara langsung.

4. Ketidaksenonohan (Pornografi)
Ketidaksenonohan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu hal yang tidak patut atau tidak sopan (perkataan, perbuatan, dsb), tidak menentu atau tidak manis dipandang (pakaian, dsb). Definisi pornografi yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu porne (pelacur) dan graphos (gambar atau tulisan) yang secara harafiah berarti “tulisan atau gambar tentang pelacur”. Definisinya adalah “upaya mengambil keuntungan, baik dengan memperdagangkan atau mempertontonkan pornografi”. (Undang-Undang Pornografi, 2011).
Sedangkan dalam Undang-undang No. 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi, mendefinisiakn pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau ekploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. Dalam Undang-undang pornografi terdapat pembatasan perihal pornografi yaitu terdapat dalam Pasal 4 ayat (1) yang menyebutkan sebagai berikut :
a. Persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang
b. Kekerasan seksual
c. Mastrubasi atau onani
d. Ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan
e. Alat kelamin, atau
f. Pornografi anak.
5. Anime
Anime adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang.
Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a-ni-me yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan diucapkan sebagai "Anime-shon "

5. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir dari penelitian ini dapat dijabarkan dengan gambar di bawah ini :
Persepsi mahasiswa terhadap tayangan anime One Piece ini akan terpengaruhi oleh background dari mahasiswa Ilmu Komunikasi itu sendiri, seperti faktor ekonomi, budaya, dan lain-lainnya. One Piece yang berisi konten kekerasan akan dianggap biasa oleh mahasiswa yang memang memiliki background kehidupan yang lebih “keras”, bila dibandingkan dengan penilaian dari mahasiswa yang memiliki background keluarga yang biasa-biasa saja. Tayangan kekerasan dan ketidaksenonohan yang ada di dalam One Piece pasti akan menimbulkan berbagai macam persepsi yang masih “mentah”, dan setelah mendapatkan kematangan dalam memproses informasi berupa background dari penonton anime One Piece itu sendiri, akan timbul persepsi konklusi yang berupa penilaian mereka terhadap anime One Piece tersebut. Apakah dianggap pantas untuk tayang dan ditonton atau tidak.


3. METODOLOGI PENELITIAN

1. Lokasi Studi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Semarang, khususnya di kampus Universitas Semarang di Fakultas Teknologi, Informasi dan Komunikasi (FTIK) yang melibatkan mahasiswa Ilmu Komunikasi. Nantinya dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil sampel 3 mahasiswa Ilmu Komunikasi yang menggemari anime Jepang, terutama serial One Piece.

2. Bentuk dan Strategi Penelitian
Berdasarkan dari masalah yang diajukan dalam penelitian yang akan dilakukan ini yang lebih menekankan pada proses (persepsi), maka jenis penelitian yang terbaik adalah dengan penelitian kualitatif deskriptif. Dengan jenis penelitian ini, peneliti bisa lebih leluasa dalam mencari informasi dalam mendukung data untuk penelitian dan tidak adanya setingan dalam penelitian.
Strategi yang digunakan adalah studi kasus, karena lokasi penelitian hanya satu, yakni di kampus USM (Fakultas TIK), dan hanya menyangkut satu jurusan mahasiswa, yakni Ilmu Komunikasi saja, maka strategi yang digunakan adalah studi kasus tunggal terpancang. Disebut sebagai studi kasus tunggal terpancang karena permasalahan dan fokus kasus penelitiannya sudah ditentukan lebih awal sebelum peneliti turun ke lapangan.
Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan fenomenologis, yang mana dalam tradisi ini individu dituntut aktif dalam mengintepretasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya. Tradisi ini berpangku pada pengalaman sadar seseorang. Dengan menganut kajian fenomenologis persepsi yang disampaikan oleh Maurice Merleau Ponty (dalam Littlejohn, 2009: 58) yang memandang pengalaman itu subjektif bukan objektif dan percaya bahwa subjektivitas merupakan bentuk penting dari sebuah pengetahuan. Persepsi-persepsi dari narasumber adalah kebenaran-kebenaran subjektif yang benar menurut pengalaman dari masing-masing narasumber. Dari berbagai tafsiran yang ada nantinya akan dibuat satu kesimpulan yang mencakup garis besar dari semua pandangan subjektif yang telah dirangkum nantinya.

3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah lebih berfokus pada narasumber atau informan yang berasal dari mahasiswa Ilmu Komunikasi USM yang tinggal di perumahan atau kos-kosan, yang memiliki rentan waktu menonton anime minimal sekali seminggu, karena jadwal anime tayang sekali seminggu.

4. Teknik Cuplikan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik cuplikan selektif, yang mana penelitian bersifat Purposive Sampling, karena sampel dipilih bukan untuk mengeneralisasi simpulan, namun hanya diambil untuk mewakili informasi yang ada saja. Sehingga peneliti akan memilih narasumber yang dianggap paling tahu dan faham dengan masalah penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data
Ada dua metode yang dilakukan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, yakni:
a. Wawancara mendalam (in-depth interviewing)
Ini dilakukan dengan narasuber terpilih dengan lentur dan terbuka dan tidak boleh dibatasi oleh guidence yang menyebabkan constraint (pembatasan), hingga data yang kita cari kita anggap tuntas
b. Perekaman
Peneliti akan menggunakan foto, vide, dan perekaman untuk mengumpulkan data di lapangan bersama narasumber.
c. Pencatatan data
Dilakukan dengan pencatatan data narasumber seperti profil, fieldnote selama wawancara dan catatan-catatan selama sesi wawancara yang nantinya akan seleksi sesuai dengan kebutuhan data penelitian.

6. Pengembangan Validitas
Penelitian yang dilakukan  ini menggunakan pengembangan validitas triangulasi seperti yang dikatakan Patton (dalam Sutopo, 2002: 78-79). Patton dalam hal ini menyebut adanya empat macam triangulasi yang triangulasi data, triangulasi peneliti, dan triangulasi teoritis. Menurutnya triangulasi adalah teknik yang didasari pada pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif.
Lalu, dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data atau triangulasi sumber, yaitu melihat suatu hal yang sama (persepsi mahasiwa terhadap tayangan One Piece) dari berbagai perspektif yang berbeda. Triangulasi sumber yang digunakan dalam penelitian ini yakni mahasiswa dengan bermacam-macam latar belakang. Melalui triangulasi sumber akan diperoleh data yang lengkap, mendalam dan komprehensif.

7. Teknis Analisis
Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan teknik penelitian dengan model analisis interaktif, yang mana setelah proses pengumpulan data dilakukan, selanjutnya dilakukan reduksi data, sajian data, serta penarikan simpulan  dan verifikasi (pembuktian). Lalu, dalam pengaplikasian dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data yang didapatkan di lapangan melalui wawancara untuk tiap narasumber, dan hasil dari rekaman serta catatan kecil yang dibuat akan dideskripsikan secara lengkap dan selanjutnya dilakukan refleksi untuk mengetahui apakah masih ada yang kekurangan data atau tidak. Bila dirasa kurang lengkap, maka langkah awal dilakukan lagi hingga peneliti mendapatkan data yang dirasa cukup, langkah selanjutnya adalah dengan pengaturan kembali data dan reduksi (sortir) data, sehingga mudah untuk mengelompokkan data mana saja yang bermanfaat untuk membuat sajian dan penarikan simpulan.
Setelah dibuat sajian yang lengkap lewat hasil reduksi yang telah dilakukan tadi, peneliti bisa menarik kesimpulan awal. Bila dalam proses ini masih ada data yang dirasa kurang, peneliti bisa kembali melakukan langkah turun ke lapangan lagi untuk menggali informasi lebih dalam. Bila dirasa sudah lengkap, maka hasil sajian data tersebut bisa digunakan untuk dasar menarik simpulan akhir.

8. Prosedur Kegiatan
Kegiatan penelitian yang dilakukan  secara keseluruhan menggunakan prosedur sebagai berikut:
a. Persiapan
• Menentukan informan atau narasumber yang dipilih dari mahasiswa Ilmu Komunikasi USM, terutama yang menggemari anime Jepang
• Membuat pedoman penyusunan penelitian dan jadwal sebagai acuan penelitian
b. Pengumpulan Data
• Mengumpulkan data di lokasi studi yang sudah ditentukan lewat observasi, wawancara mendalam, mencatat dokumen, dan perekaman.
• Melakukan review dan pembahasan data yang telah dikumpulkan dengan melakukan refleksi
c. Analisis Data
• Melakukan analisis awal setelah data dari narasumber lengkap
• Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding (sandi-sandi pesan) bagi kepentingan analisis selanjutnya
• Melakukan verifikasi, pengayaan, dan pengalaman data kembali dengan fokus
• Melakukan analisis, semua hasil analisa disatukan dan dikembangkan struktur sajian data bagi penyusunan laporan
• Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan hasil penelitian
d. Penyusunan Laporan Penelitian
• Menyusun laporan awal
• Review laporan
• Perbaikan laporan dan penyusunan laporan akhir penelitian
e. Waktu Yang Diperlukan
• Persiapan                  : 1 bulan
• Pengumpulan data    : 3 bulan
• Analisis data             : 1 bulan
• Penyusunan laporan : 1,5 bulan
Penelitian ini akan memakan waktu 6,5 bulan dan dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2016 hingga pertengahan bulan Oktober 2016.






DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Departemen Pendidikan Nasioal Republik Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press. Hessel Nogi .S T. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT. Grasindo.
Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi; Theories of Human Communication (edisi 9 terjemahan bahasa Indonesia oleh Muhammad Yusuf Hamdan). Jakarta. Penerbit Salemba Humanika.
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung. PT. Remaja Roasdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Roasdakarya.
Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.
Sudiana, Dendi. 1986. Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung: CV Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi dan Penjelasannya (Cet. II; IndonesiaTera: Jakarata, 2009).
Windhu, Marsana. 1992. Kekuasaan dan Kekerasan Menurut Johan Galtung. Jakarta: Kanisius.
Web:
https://id.wikipedia.org/wiki/Anime. Diakses pada 28 Desember 2015 pukul 13.45 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/One_Piece. Diakses pada 29 Desember 2015, pukul 11.13 WIB
http://pakdhegirang.blogspot.co.id/. Diakses pada 29 Desember 2015, pukul 12.43 WIB
http://www.kaskus.co.id/thread/50b50a17e474b4845700012a/artikel-sejarah-anime-di-indonesia-bagian-i-tahun-1980-1989. Diakses pada 31 Desember 2015, pukul 16.33 WIB
https://amellyasilver.wordpress.com/sejarah-anime-di-indonesia/. Diakses pada 31 Desember 2015, pukul 18.03 WIB








PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF


STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENERAPAN METODE PAIKEM (JOYFULL  LEARNING) PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM MENINGKATKAN RASA MINAT BACA DAN BELAJAR TERHADAP SISWA KELAS VII SMPN 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015



DONI SETIOKO JARVERI
NIM: 1388201010


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PACITAN
2015





DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 1
I.                   PENDAHULUAN
A.             Latar Belakang Masalah …………………………………………………..2
B.              Identifikasi Masalah………………………………………………………..3
C.              Pembatasan Masalah……………………………………………………….3
D.             Rumusan Masalah………………………………………………………….4
E.              Tujuan Penelitian…………………………………………………………..4
F.               Manfaat Penelitian…………………………………………………………4

II.                LANDASAN TEORI
A.    Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 5
B.     Kajian Hasil Penelitian....................................................................................... 7
C.     Kerangka Berpikir.............................................................................................. 8
D.    Hipotesis Penelitian........................................................................................... 8

III.             METODOLOGI PENELITIAN
A.    Jenis dan Desain Penelitian................................................................................ 9
B.     Desain Penelitian............................................................................................... 9
C.     Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................... 10
D.    Populasi dan Sampel........................................................................................ 11
E.     Variable Penelitian........................................................................................... 12
F.      Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...................................................... 12
G.    Validitas dan Reabilitas................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 25








I.                   PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar yang seperti ini kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaannya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan,guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu disampaikan kepada siswa atas dasar prinsip-prinsip tersebut, maka pembelajaran di sekolah hendaknya mengaktifkan peserta didik tidak hanya secara mental sehingga mampu menjadi warga negara yang kritis, kreatif, dan partisipatif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara."
Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (paikem) adalah salah satu strategi untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan siswa, sehingga siswa termotivasi untuk aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Paikem) adalah satu konsep yang membantu guru-guru menghubungkan isinya mata pelajaran dengan situasi keadaan di dunia (real world) dan memotivasikan siswa untuk lebih paham hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya kepada hidup mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan karyawan-karyawan.
Dalam Paikem ini, terdiri dari pembelajaran aktif, aktif yang dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana yang mampu merangsang siswa sehingga siswa aktif bertanya, mengemukakan gagasan atau ide. dari keaktifan siswa ini maka dapat mengembangkan kreativitas, menyenangkan adalah suasana belajar gembira yang mana dengan suasana belajar yang menyenangkan maka perhatian siswa akan tertumpu pada belajar. Aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran itu tidak ubahnya seperti bermain. Pembelajaran yang efektif antara lain ditandai dengan : (1) Siswa sebagai subjek didik; (2) Metode mengajar yang beragam; (3) Menghindari verbalistik; dan (4) Variasi pembelajaran (Nursito, 2002 : 48).
Pembelajaran Metode Paikem Di Smpn 2 Pacitan  pada saat proses belajar mengajar berlangsung guru masih sering menggunakan metode tradisonal tepatnya metode ceramah. Kegiatan belajar mengajar dalam kelas tersebut kurang begitu komunikatif dikarenakan guru masih mendominasi kelas, sehingga motivasi dan keaktifan peserta didik kurang, yang mengakibatkan peserta didik banyak yang bermain-main dan tidur-tiduran disela-sela pembelajaran dan kurangnya keberanian peserta didik dalam menanyakan hal-hal yang masih belum mereka pahami dalam pembelajaran yang sedang berlangsung, dari fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa kreativitas siswa masih belum terlihat.
Disadari atau tidak disadari dunia pendidikan pada saat ini khususnya di Indonesia mengalami masalah antara lain menurunnya kualitas pendidikan dan mutu pendidikan yang masih rendah. Oleh karena itu menurunnya kualitas pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai guru ( pendidik ). Untuk mencapai tujuan pendidikan yang baik guru harus berbuat yang terbaik dalam pendidikan menurut prosedur yang ada dan juga harus ada dukungan dari dari berbagai pihak.
Di sinilah kita sebagai seorang pendidik perlu memadukan antara faktor lingkungan dengan faktor alami peserta didik atau faktor dari dalam diri dengan faktor dari luar peserta didik. Faktor dari dari dalam diri siswa dapat dipengaruhi oleh minat belajar, minat membaca, motivasi diri, kecerdasan dan intelektual. Sedangkan faktor dari luar siswa dapat dipengarui oleh motivasi dari guru, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan media pembelajaran.
Faktor potensi dalam diri anak yang tidak kalah penting adalah minat belajar anak – anak yang kurang memiliki minat membaca maka dapat teraplikasikan pada pencapaian tujuan pembelajaran yang menurun atau hasil belajar yang menurun. Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan atau menemukan kebanyakan siswa mempunyai minat baca yang rendah dalam menyelesaikan soal cerita.
Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan dapat dipengaruhi oleh peran pendidik dan peserta didik, di mana guru mempengarui siswa dan siswa juga mempengaruhi guru dengan demikian ada hubungan timbal balik diantara keduanya.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, beberapa masalah dalam penelitian diidentifikasi sebagai berikut.
1.      Guru belum menggunakan media pembelajaran yang aktif dan efektif dalam pembelajaran bahasa indonesia
2.      Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pacitan.
3.   Guru dalam mengajarkan materi pembelajaran kompetensi,sikap,dan perilaku  hanya menggunakan metode paikem dan pemecahan masalah.
4.      Pengaruh tingkat kreatifitas terhadap pola pikir yang tinggi siswa yang belum diketahui
C.  Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat diketahui bahwa topik penelitian ini mempunyai permasalahan yang luas, sehingga perlu adanya pembatasan masalah agar permasalahan yang diteliti terfokus. Permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian ini dibatasi pada ada tidaknya pengaruh daya pikir kreatif yang tinggi terhadap minat belajar dan hasil belajar pada siswa kelas VII SMP 2 Negeri Pacitan.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah diatas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah pelaksanaan metode paikem bagi siswa kelas VII SMPN 2 Pacitan?
2.    Bagaimanakah untuk menumbuhkan rasa minat dan baca terhadap pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas VII SMPN 2 Pacitan?
3.     Adakah pengaruh penerapan metode paikem dengan tanpa menggunakan metode paikem terhadap bagi  siswa kelas VII SMPN 2 Pacitan ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui dan melaporkan pelaksaanaan metode paikem pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pacitan.
2.      Untuk mendeskripsikan menumbuhkan rasa minat baca dan belajar yang dimiliki siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pacitan  terhadap penerapan metode paikem.
3.      Untuk mengetahui pengaruh metode paikem terhadap menumbuhkan rasa minat dan belajar pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pacitan.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dalam teori pembelajaran bahasa indonesia, khususnya untuk menumbuhkan rasa minat baca dan belajar dengan menggunakan metode paikem .
2. Manfaat Praktis
a.    Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan kemampuan untuk menumbuhkan lagi rasa minat baca dan belajar terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di sekolahnya dengan menggunakan metode paikem.
b.    Bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan proses pengajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam meningkatkan rasa minat baca dan belajar bagi para siswa untuk dapat bersaing dengan siswa lainya pada kelas VII SMP 2 Pacitan .
c.    Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan pemikiran yang kreatif dan menambah wawasan tentang metode paikem terhadap prestasi hasil belajar pada siswa.
d.    Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh pada saat perkuliahan dengan menganalisis permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.


II. LANDASAN TEORI
A.    Tinjauan Pustaka
a.      Karakteristik Siswa Kelas VII SMP
Siswa kelas VII sekolah menengah pertama dapat di kategorikan sebagai anak usia remaja awal.pada umumnya ketika usia remaja awal.di dalam menurut jean piaget cara berfikir yang kausatif, hal ini menyangkut tentang hubungan sebab akibat. remaja sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua,guru,lingkungan,masih menganggapnya sebagai anak kecil.
Pada dasarnya anak dalam usia 12-16 tahun (dalam Zulkifli, 2009: 19)  mereka menaruh perhatiannya pada dunia luar, selalu aktif dalam kegiatan lingkungan, suka bertanya karena perhatianya sangat tajam, ingatannya sangat kuat dan kemauan belajarnya sangat kuat. mereka tidak akan terima jika di larang melakukan sesuatu orang yang lebih tua tanpa di berikan penjelasan yang logis (dalam Zulkifli, 2009: 21).
Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu dengan menggunakan pemikiran mereka sendiri.dengan kemampuan ini operasional formal ini,para remaja ini mampu mengadaptasikan dengan lingkungan sekitar mereka.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anak kelas VII SMP memiliki karakteristik memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak.
b.      Pengertian Belajar
Belajar menurut R Hill Gard (Drs Moh Ismail : 5) adalah suatu proses dimana ditimbulkan/diubahnya suatu kegiatan baru untuk mereduksi suatu keadaan. Perubahan itu tidak disebabkan oleh reaksi pertumbuhan (kematangan) atau keadaan yang sementara (kelelahan/pengaruh obat).
Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan dimana-mana, seperti di rumah ataupun dilingkungan masyarakat. Irwanto (1997:105) berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan menurut Mudzakir (1997:34) belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Di dalam belajar, siswa mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu, karena itu menurut Cronbach (Sumadi Suryabrata,1998:231) :
Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu pelajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak terbatas hanya indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain.”
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkunganya.
c.       Hasil prestasi belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Prestasi dalam bahasa inggris adalah (achievement) yang berarti suatu hasil pekerjaan.
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.  ( Muslihati 2005 ).
Menurut Woordworth (dalam Ismihyani 2000), hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.
Dari teori-teori tersebut dapat diambil kesimpulan mengenai hasil belajar. Prestasi atau hasil belajar merupakan kemampuan belajar individu melalui berbagai perubahan tingkah laku yang diperoleh dari usaha-usaha, latihan dan pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam menentukan taraf kemampuan siswa selama mengikuti program belajar dalam waktu tertentu atau hasil yang dicapai selama mengikuti pelajaran dalam periode tertentu yang dinyatakan dengan angka.
d.      Minat Baca
Siswa di dalam menuntut ilmu di sekolah mempunyai kebebasan untuk mendapatkan sumber informasi selain dari guru di sekolah. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh siswa untuk mendapatkan informasi dengan kegiatan membaca.
Membaca merupakan peristiwa penangkapan dan pemahaman aktivitas jiwa yang tertuang dalam bentuk bahasa tulis dengan tepat dan cermat. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan kegiatan mengambil makna kata yang tertulis melalui komunikasi antara pembaca dan apa yang dibaca. Sunarti (1990:29).
Pekerjaan akan terasa lebih mudah untuk dilaksanakan jika kita memiliki minat untuk melaksanakan aktivitas tertentu.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto (1995:180).
Bahwa minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek, merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat berhubungan dengan perhatian.
Jadi minat baca merupakan kesadaran para peserta didik membaca buku-buku sebagai sumber pengetahuan, kerelaan yang menuntut siswa harus membaca, yang dirasa senang, sungguh-sungguh, aktif dan konsisten dalam melakukan aktivitas membaca disertai.

B.     Kajian Hasil Penelitian
Dalam sub bab ini di jelaskan bahwa,seorang peneliti harus perlu menelusuri salah satu atau beberapa hasil penelitian yang telah di lakukan dengan menggunakan metode paikem guna untuk menumbuhkan rasa minat dan baca tehadap prestasi hasil belajar siswa.
Di dalam penerapan metode paikem pada pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMPN 2 Pacitan Tahun Pelajaran 2014/2015 untuk dapat meningkatkan pemahaman materi dan berpikir secara logis dan kritis untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang di hadapi.
Maka sebaliknya, dalam suatu kelas yang tidak menerapkan metode paikem pada pembelajaran bahasa Indonesia maka akan kesulitan dan susah untuk memecahkan suatu masalah yang akan di hadapi.dan rasa untuk menumbuhkan rasa minat dan baca akan kurang pengetahuan yang akan di dapat para siswa.dan oleh karena itu dari para guru,dan para peneliti tersebut akan mengetahui hasil prestasi hasil belajar dari tiap-tiap kelas VII SMPN 2 Pacitan secara keseluruhan, mana yang lebih baik dan mana yang mendapat kan nilai yang tidak memuaskan bagi siswa tersebut.

C.    Kerangka Berpikir
Berdasarkan deskripsi di atas maka dapat diambil suatu kerangka berpikir untuk hubungan antara variabel bebas dan terikat. Berikut ini kerangka berpikir hubungan antara variabel bebas dan terikat.
1.      Hubungan antara minat baca siswa dengan prestasi hasil belajar siswa.
Minat baca merupakan kesadaran para peserta didik membaca buku-buku sebagai sumber pengetahuan, kerelaan menerima tugas-tugas yang menuntut siswa harus membaca, yang dirasa senang, sungguh-sungguh, aktif dan konsisten dalam melakukan aktivitas membaca disertai harapan akan memperoleh pengetahuan.
Bahwa dapat di simpulkan terdapat hubungan yang berbanding lurus dan signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar. Khairani Khaidir (1996) & Masti’ah (1995).
 Membaca bisa meningkatkan pengetahuan dan materi yang telah dipelajari. Pengetahuan ini akan mendukung siswa untuk menerima pengetahuan yang selanjutnya. Apabila dalam diri siswa sudah tumbuh kesadaran untuk membaca maka prestasi belajar akan meningkat.
2.    Hubungan antara metode paikem dengan minat dan baca siswa terhadap prestasi hasil belajar.
 Metode paikem berarti pada pola pembelajaran yang aktif, inovatif ,kreatif, efektif, dan menyenangkan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia.metode paikem bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan belajar yang lebih melengkapi siswa dengan keterampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap bagi kehidupanya kelak.
Membaca akan meningkatkan pengetahuan dan materi yang telah kita pelajari. Pengetahuan ini akan mendukung siswa untuk menerima pengetahuan yang selanjutnya. Apabila dalam diri siswa sudah tumbuh kesadaran untuk membaca maka prestasi belajar akan meningkat.
D.    Hipotesis Penelitian
 Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1.      Ada hubungan antara metode paikem dengan prestasi hasil belajar bagi siswa kelas VII SMPN 2 Pacitan.
2.       Ada hubungan antara minat baca siswa dengan prestasi hasil belajar bagi siswa kelas VII SMPN 2 Pacitan.
3.      Ada hubungan antara tanpa menerapkan metode paikem dengan prestasi hasil belajar bagi siswa kelas VII SMP N 2 Pacitan.



III. METODOLOGI PENELITIAN
A.    Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. Research itu berasat dari kata re yang berarti “kembali” dan to search yang berarti ”mencari”. Dengan demikian ari sebenarnya dari research atau riset adalah “mencari kembali”.
Menurut ilmuwan Dewey (1936) penelitian adalah transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan – kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsur dari situasi orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu.
Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesis.
Dari pengertian penelitian yang di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa penelitian suatu kegiatan yang di lakukan secara objektif yang hati-hati dan kritis tentang suatu objek untuk memperoleh fakta dari kegiatanya dan menemukan sesuatu yang baru.
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berlandasan pada filsafat positive, di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penilaian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di ujikan.

B.     Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun demikian rupa sehingga penelitian akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan – pertanyaan penelitiannya ( Fred N. Kerlinger, 2006 : 483 ).
Desain pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan atau pengamatan dari seorang calon guru untuk menentukan pemilihan dalam pengukuran- pengukuran variabel. Untuk dapat memilih prosedur dan teknik sampling. alat- alat untuk mengumpulkan data kemudian coding,editing,dan memproses data yang di kumpulkan.
Moh. Nazir mengkutip dalam Suchman (1967) bahwa desain penelitian dapat dibagi sebagai berikut: desain sampel, desain alat (instrument), desain administrasi, dan desain analisis.
1.      Desain Sampel
Sampel diperoleh dengan cara random sampling dari seluruh jumlah populasi, yang dibagi atas sampel untuk tempat penelitian dan sampel tempat uji coba.
2.      Desain Instrumen
Desain instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. desain instrumen sangat menentukan sekali dalam pengujian hipotesis. Adapun alat yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik angket dan teknik test.
Teknik angket digunakan untuk memperoleh informasi sebagaian besar kurang memiliki rasa minat dan belajar terhadap prestasi hasil belajar.Teknik test digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.
3.      Desain Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, yaitu analisis dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat.
Di mana variabel bebas terdiri atas Minat Baca (X1) dan Prestasi Hasil Belajar (X2) terhadap variabel terikat yaitu Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa Smp Kelas VII (Y).

C.    Tempat, dan Waktu Penelitian
1.      Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Pacitan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.
2.      Waktu Penelitian
 Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, di mulai bulan Maret 2015 sampai bulan Juni 2015.
3.      Jadwal Penelitian
Dalam sub-bab ini peneliti melengkapi dengan memberikan data mengenai jadwal kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti, agar lebih mudah di pahami penulis memberikan tabel-tabel seperti dibawah ini :


D. Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti (Endang, 2013:10). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), Cet. Ke-7, hlm. 80.) 
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas VII Di SMP N 2 Pacitan.
2.      Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti, (Siswanto, 2012: 43). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulanya dapat diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu sampel yang diambil dari populasi harus representative atau mewakili (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), Cet. Ke-7, hlm.81).
Sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa/I kelas VII di SMPN 2 Pacitan yang berjumlah 42 orang anak. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan melibatkan semua siswa dalam 1 kelas karena dalam satu kelas ini jumlah siswa/i kurang dari 100 (Menurut Suharsini Arikunto, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih).
E.     Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), Cet. Ke-13, hlm.2-3).
1)      Variabel Bebas (independent)
a)      Penerapan Metode Paikem Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia.
2)      Variable Terikat (dependent)
a)      Minat Dan Baca Belajar.
b)      Prestasi Hasil Belajar.

F. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data.
1)      Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik, diantaranya:
a)      Teknik Tes
Ialah seperangkat rangsangan stimulun yang di berikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat di jadikan dasar bagi penetapan skor angka.
a.       Tes Lisan
Yaitu tes yang berupa sejumlah pertanyaan yang di ajukan secara lisan tentang aspek-aspek yang ingin di ketahuinya keadaan nya juga.
Ø  Fungsi tes pada penelitian ini adalah:
Untuk bisa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh gurunya pada peserta didiknya.
b.      Tes Tulis
Yaitu tes yang berupa sejumlah pertanyaan yang di ajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin di ketahui keadaannya dari jawaban yang di tuliskan tersebut.
Ø  Fungsi tes pada penelitian ini adalah:
Untuk melatih tulisan kepada peserta didik agar mampu menguasai apa yang di tuliskan tersebut.

b). Teknik Kuesioner (Angket)
Teknik kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 151.).
Teknik ini digunakan untuk mencari data tentang kondisi atau Pengaruh Penggunaan Metode Paikem terhadap Prestasi Hasil Belajar. Adapun yang menjadi responden adalah siswa kelas VII SMPN 2 Pacitan.

c).  Teknik Dokumentasi
Yaitu jumlah besar data yang telah tersedia berupa data-data verbal seperti terdapat dalam surat-surat, catatan harian, memori, laporan-laporan dan sebagainya (Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994), hlm. 46.).
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh keterangan atau data yang bersifat dokumentatif, misalnya: foto, arsip, surat, Letak Sikap Dan Moral Siswa, catatan-catatan sekolah seperti daftar siswa, struktur organisasi, personalia guru, dan keadaan siswa SMPN 2 Pacitan.

 2). Instrumen Pengumpulan Data
            Adalah merupakan alat bantu yang di pilih dan di gunakan oleh seorang peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan di permudah olehnya.
a)      Tes Keterampilan Mengukur pembelajaran aktif tiap peserta didik
Ø  Tes Ini di gunakan untuk melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk di bahas dan di kaji dalam proses pembelajaran di kelas. dan para peserta didik mampu mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam yang di lakukan pada pembelajaran di kelas tersebut.
Ø  Bentuknya adalah tertulis, yaitu terdiri dari menganalisis dan menyinstesiskan, dan serta melakukan penilaian berbagai peristiwa belajar, dan juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ø  Sebelumnya,di buat kisi-kisinya, memuat beberapa indikator,yaitu
                        Guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator.
Peserta didik terlibat secara aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran.
Guru juga lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan,serta mengatur jalannya proses pembelajaran.
Ø  Sebelum di gunakan, instrumen di validasi dulu 3 validasi yaitu orang yang memiliki keahlian pada bidang yang mampu menguasai dan melakukan praktik langsung di depan para peserta didiknya tersebut, dan mampu menguasai teknik-teknik dalam proses pembelajaran yang di ajarkan tersebut.agar peserta didik mampu mengimplementasikan pembelajaran tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.

b.)      Angket Motivasi
Instrument ini terdiri dari 36 pertanyaan menngenai minat dan baca belajar pada siswa. angket motivasi yang di gunakan untuk mengacu pada model Arcs karya john keller yang sudah di berikan oleh direktorat jenderal pendidikan tinggi- departemen pendidkan nasional dalam mengembangkan program pekerti (peningkatan keterampilan dasar teknik instruksional) ( gintings,2008).

G.    VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian
Tujuan dari validitas adalah Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.
A.    Validitas untuk mengukur tingkat kemampuan siswa
1.      Dibuat definisi tentang minat
2.      Dijabarkan apa saja dimensi minat. (bila lebih dari satu dimensi)
3.      Apa saja indikator dari tiap dimensi minat
4.      Disusun pernyataan yang akan dimintakan jawabannya dari siswa
5.      Dibuat pilihan jawaban,  dengan skala :
 TP = tidak pernah JR = jarang KD = kadang-kadang  SR = sering  SL = selalu.
Contoh langkah pengembangan indikator dan penyiapan pernyataan/pertanyaan untuk mengukur minat dan baca pada pembelajaran bahasa indonesia  adalah sebagai berikut :

VARIABEL

DIMENSI

INDIKATOR

PERNYATAAN
PILIHAN
TP
JR
KD
SR
SL
Minat dan Baca terhadap pembelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik untuk mengetahui tentang proses pembelajaran yang aktif,kreatif,
dan aktif di dalam kelas.
Verbal
Informasi
Saya menginformasikan hal-hal yang berkait dengan Proses pembelajaran bahasa Indonesia kepada teman-teman jika ada kesempatan.
ü   
Bertanya
Saya menanyakan kepada guru Bahasa Indonesia tentang hal-hal yang berkaitan dengan mata pelajaran tersebut.
Bercerita
Saya bercerita tentang bagaimana proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode paikem kepada peserta didik.
Diskusi
Saya mendiskusikan tentang penerapan metode paikem kepada peserta didik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia tersebut.

Nonverbal
Membaca
Saya menyempatkan diri membaca artikel/karangan di majalah/surat kabar yang berkait dengan pengaruh penerapan metode paikem pada pembelajaran bahasa Indonesia.
Mendengar
Saya  mendengarkan informasi di radio yang bertemakan pendidikan hal-hal tentang proses pembelajara bahasa Indonesia.
Dsb
Dsb

Dari rancangan di atas, daftar pertanyaan yang siap diberikan kepada siswa adalah sebagai berikut.
Berilah jawaban dengan memilih pilihan (membubuhkan tanda X) pada kolom TP jika tidak pernah Anda lakukan, JR jika jarang dilakukan, KD jika kadang dilakukan, SR jika sering dilakukan dan SL jika selalu Anda lakukan!
No
Pernyataan
Pilihan
TP
JR
KD
SR
SL
1
Saya menginformasikan hal-hal yang berkait dengan Proses pembelajaran bahasa Indonesia kepada teman-teman jika ada kesempatan.

X
2
Saya menanyakan kepada guru Bahasa Indonesia tentang hal-hal yang berkaitan dengan mata pelajaran tersebut.

X
3
Saya bercerita tentang bagaimana proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode paikem kepada peserta didik.

X
4
Saya mendiskusikan tentang penerapan metode paikem kepada peserta didik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia tersebut.

X
5
Saya menyempatkan diri membaca artikel/karangan di majalah/surat kabar yang berkait dengan pengaruh penerapan metode paikem pada pembelajaran bahasa Indonesia.

X
6
Saya  mendengarkan informasi di radio yang bertemakan pendidikan hal-hal tentang proses pembelajara bahasa Indonesia.

X
DST
Dst

B.     Analisis Butir Soal
1)      Analisis daya beda
Kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga belajar/siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan.
Fungsinya: Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru.
Rumusnya:
Ø  Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus berikut ini.
atau DP = daya pembeda soal, BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas, BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah, N= jumlah siswa yang mengerjakan tes.
Ø  Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus berikut ini.

2)      Analisis tingkat kesukaran
Peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.
Fungsinya : untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi/sukar, dan untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah/mudah.
Rumusnya:
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian digunakan rumus berikut ini.
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas menggambar
kan tingkat kesukaran soal itu.klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat
di contohkan seperti berikut ini
 0,00 - 0,30 soal tergolong sukar
 0,31 - 0,70 soal tergolong sedang
 0,71 - 1,00 soal tergolong mudah
Tingkat kesukaran butir soal dapat mempengaruhi bentuk distribusi total skor tes.untuk tes yang sangat sukar (TK= < 0,25) distribusinya berbentuk positif skewed, sedangkan tes yang mudah dengan TK= >0,80) distribusinya berbentuk negatif skewed.
3)      Reliabilitas
Fungsi: Menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes.
Indeks reliabilitas berkisar antara 0 - 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya.
Rumusnya:
Ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk menentukan reliabilitas skor tes, yaitu :
1) Keajegan pengukuran ulang: kesesuaian antara hasil pengukuran pertama dan kedua dari sesuatu alat ukur terhadap kelompok yang sama.
2) Keajegan pengukuran setara: kesesuaian hasil pengukuran dan 2 atau lebih alat ukur berdasarkan kompetensi kisi-kisi yang lama.
3) Keajegan belah dua: kesesuaian antara hasil pengukuran belahan pertama dan belahan kedua dari alat ukur yang sama.
4) Angket
a) Validitas
adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian.

√ Kriteria Telaah Angket
Contoh Format Penelaahan Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda
Mata Pelajaran           : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester          : VII/Semester Ganjil
Penelaah                     : Guru Bahasa Indonesia
Petunjuk pengisian format penelaahan butir soal bentuk pilihan ganda:
Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalam format!
Berilah tanda cek (√) pada kolom “ya” bila soal yang ditelaah sudah sesuai dengan kriteria
Berilah tanda cek (X ) pada kolom “tidak” bila soal yang ditelaah tidak sesuai dengan kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada teks soal dan perbaikannya.
No.
Aspek yang Ditelaah
Nomor Soal
1
2
3
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
A
1
2

3


4




B
5

6

7


8

9


10

C
11


12

13

14
Indikator Angket
Soal sesuai dengan indikator
Untuk menuntut tes tertulis untuk bentuk pilihan ganda
Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai
Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
Konstruksi Isi
Pilihan jawaban homogen dan logis
Hanya ada satu jawaban yang logis
Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
merupakan pernyataan yang diperlukan saja

Ada petunjuk yang jelas tentang cara pengerjaan soal.
Konstruksi Bahasa
Menggunakan bahasa indonesia yang sesuai dengan kaidah bahasa
Menggunakan bahasa Indonesia  yang komunikatif
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian



































X





X



X


X




X







X




























X

X











X





X









X



X



   √































X





X





X



X




X


X


X


X



X
Catatan:
Supaya para peserta didik tersebut mampu untuk menyelesaikan tugas dari seorang gurunya tersebut.dan para guru akan mampu mengetahui sebagaimana jauh kemampuan yang di miliki oleh siswa-siswinya dalam menyelesaikan tugas yang di berikan oleh gurunya tersebut.

b) Konsistensi internal
Pada pengukuran konsistensi internal untuk di gunakan sebagai pengukuran  satu kali pengadministrasian instrumen. Jadi pada pengukuran konsistensi internal ini hanya diperlukan satu set soal.
Fungsinya: untuk sebagai alat ukur dalam sebuah instrumen untuk menentukan metode-metode dalam sebuah satu set soal tersebut.
Rumusnya:
Keterangan:     rXY = Koefisien korelasi
                        N = Jumlah item soal.
                        X = Jumlah nilai soal ganjil yang diperoleh setiap siswa.
                        Y = Jumlah nilai soal genap yang diperoleh setiap siswa.

c) Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrument untuk digunakan sebagai instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama.
Fungsi: ini adalah untuk menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skor satu dengan skor lainnya.
Rumusnya:

C.     Teknik Analisa Data
Adalah suatu proses yang mengatur data dan mengorganisasikanya ke dalam suatu pola,kategori dan satuan pada uraian dasar. Dan ia membedakanya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis dan juga mencari hubungan antara dimensi-dimensi uraian tersebut.
1. Uji keseimbangan
a.       Uji normalitas data awal
Untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang sahih (valid) adalah distribusi data normal atau mendekati normal(Santosa dan Ashari, 2005:12). Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan P-P Plot Test.
Dasar pengambilan keputusannya adalah :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b.      Uji homogenitas data awal
Untuk sebagai mengetahui apakah varians dari populasi mempunyai varians dari populasi yang mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pasangan hipotesis dan hipotesis tandingan yang di gunakan yaitu:
Tidak terdapat perebedaan antara kelas eksperiemen dan kelas kontrol
Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
maka kriteria pengujiannya sebagai berikut:
1.      Jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka di tolak.
2.      Jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka di terima.
c.       Uji T atau Uji Z
Untuk pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Menurut Sugiyono (2012: 250), mencari uji t hitung:

√ Kriteria Pengambilan Keputusan
a. H0 ditolak jika p-value < 0,05 dan t hitung > t tabel
b. H0 diterima jika p-value > 0,05 dan t hitung < t tabel.

 2. Uji Hipotesis
 a. Uji Normalitas Data Akhir
            Hipotesis yang di ajukan:
Ho: data sampel berdistribusi normal
H1: data sampel tidak berdistribusi normal
Cara mengujinya adalah:
1) Data X1,X2,X3,X4,X5,Xn yang diperoleh dari data yang terkecil hingga data yang terbesar.
2) Data X1,X2,X3,X4,X5,Xn yang dijadikan bilangan baku Z1,Z2,Z3,Z4,Z5,Zn.
dengan rumus sebagai berikut:
Z1= skor siswa yang di peroleh siswa yang ke pertama
R= skor rata-rata.
S= simpangan Baku
3) Kesimpulanya adalah Ho lebih kecil dari H1itu diterima, sebaliknya Ho lebih besar daripada H1 hipotesis tersebut ditolak.

b. Uji Homogenitas Data Akhir
Hipotesis yang akan di uji adalah:
H0:µ1=µ2 hasil belajar bahasa indonsia siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode paikem tidak sama dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa tidak menggunakan metode paikem pada pembelajarannya tersebut.
H1:µ1˃µ2 hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode paikem lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa tidak menggunakan pembelajaran metode paikem tersebut.

µ1danµ2 merupakan rata-rata populasi hasil prestasi belajar kelas sampel. Jika setelah melakukan uji homogenitas data akhir di peroleh data distribusi normal dan variansi homogen.

c.       Uji T / Uji Z
 Keterangan     : rata-rata kelas eksperimen
: rata-rata kelas kontrol S
: variansi kedua kelas sampel.
: variansi kelas eksperimen.
: variansi kelompok control
: jumlah siswa kelas eksperimen
: jumlah siswa kelas control
Kriteria pengujiannya adalah tolak jika t ˃tabel,sebaliknya terima jika t hitung˂ t table dengan derajat kebebasan (dk)= +- 2 pada α= 0.05.












DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
 Djaali&Pudji Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Ku Suharto. 2009. Uji Validitas, Reliabilitas, Instrumen, Penelitian. alitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
 Suharto. 2009. Uji Validitas, Reliabilitas, Instrumen, Penelitian.
Sukadji, Soetarlinah. 2000. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI-Press










3. PROPOSAL PENELITIAN TKB
Proposal penelitian kelompok saya tentang “Analisis Kualitas Website Pemerintahan Kabupaten Kerinci Menggunakan Metode Webqual 4.0” termasuk dalam penelitian kuantitatif, dikarenakan dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan serangkaian instrument penelitian berupa Koesioner. Data yang terkumpul kemudian didokumentasikan menggunakan kategori kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kualitas penelitian kuantitatif ditentukan oleh banyaknyaresponden penelitian yang terlibat.

Comments

Popular posts from this blog

REVIEW Cultusia Creambath Strawberry

REVIEW Wardah Hydrating Aloe Vera Gel Moisturizer

HAUL : Benton skincare (mini size) Indonesia